Beranda | Artikel
Prinsip dan Kaedah Memukul Anak
Selasa, 10 Agustus 2021

Bersama Pemateri :
Ustadz Abu Ihsan Al-Atsary

Prinsip dan Kaedah Memukul Anak merupakan kajian Islam ilmiah yang disampaikan oleh Ustadz Abu Ihsan Al-Atsaary dalam pembahasan Mencetak Generasi Rabbani. Kajian ini disampaikan pada Selasa, 01 Muharram 1443 H / 10 Agustus 2021 M.

Kajian Islam Ilmiah Tentang Prinsip dan Kaedah Memukul Anak

Poin terakhir yang kita bahas adalah jangan pernah mengancam anak dengan sesuatu yang tidak jadi kita lakukan. Oleh karena itu jangan suka dan sering mengancam anak, baik itu secara verbal maupun fisik. Sebab ketidaktegasan seperti ini akan memperparah penyimpangan yang dilakukan oleh anak.

Tentunya sugesti kepada yang baik lebih kita kedepankan daripada memberikan ancaman-ancaman yang terkadang itu semua hanya sekedar omongan belaka.

Hukuman berupa pukulan

Hukuman berupa pukulan adalah tahapan terakhir. Dan kalaupun harus memilih opsi itu, kita harus memperhatikan prinsip dan kaidahnya, bukan serampangan, bukan sesukahati, apalagi menuruti hawa nafsu, karena sangat berbahaya. Yang terbaik adalah tidak sampai kepada opsi memukul.

Tuntunan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam adalah yang terbaik dalam hal ini.

وَإِن تُطِيعُوهُ تَهْتَدُوا

Siapa saja yang menaati dan mencontoh beliau, pasti akan menuai kebaikan.” (QS. An-Nur[24]: 54)

‘Aisyah Radhiyallahu ‘Anha menuturkan bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam tidak pernah memukul sesuatu dengan tangannya, beliau juga tidak pernah memukul istri dan pembantunya, apalagi anak-anak. Beliau hanya memukul ketika jihad fisabilillah.

Tentunya ini tidak bisa dilakukan kecuali oleh orang-orang yang. memiliki kesabaran. Amat jarang kita jumpai orang tua yang sanggup menahan emosinya terhadap anak. Sulit sekali kita menahan amarah saat menghadapi kenakalan anak. Maka benarlah sabda Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam:

لَيْسَ الشَّدِيدُ بِالصُّرَعَةِ إِنَّمَا الشَّدِيدُ الَّذِي يَمْلِكُ نَفْسَهُ عِنْدَ الْغَضَبِ

“Orang yang kuat itu bukanlah yang kuat bergulat, tapi orang yang kuat adalah yang mampu menahan diri ketika marah.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Namun berapa banyak orang tua yang kuat? Kebanyakan dari kita adalah orang tua yang lemah, tidak mampu menghadapi kelakuan anak. Tentunya kita harus memandang mereka sebagai kanak-kanak.

Maka Nabi tidak pernah memukul anak kecil. Bahkan Nabi juga tidak pernah memarahi anak kecil. Lantas beliau menjelaskan kepada kita prinsip-prinsip di dalam bab memukul anak.

Bagaimana kriteria pukulan yang dibenarkan kalaupun harus memukul. Bukan membantai dan menghajar si anak sehingga babak-belur, pingsan, bahkan meninggal dunia.

Maka perhatikanlah poin-poin berikut ini:

Tidak memukul sebelum berusia 10 tahun

Kalau belum berusia 10 tahun, jangan dipukul. Karena secara fisik juga masih lemah. Dampaknya akan buruk. Orang tua bisa menyesali perbuatannya jika dia melanggar ini. Nabi baru mengizinkan memberikan hukuman berupa pukulan ketika berusia 10 tahun ke atas.

Prinsip ini berkaitan dengan shalat yang merupakan rukun Islam yang paling penting setelah dua kalimat syahadat. Nabi tidak membolehkan untuk memukul anak karena meninggalkan shalat di bawah usia itu. Kewajiban orang tua hanyalah menyuruh dan memberikan targhib, memancing anak itu dengan hadiah, perlakuan istimewa, pemberian, perhatian dan sejenisnya apabila dia mau mengerjakannya.

Tentunya tidak ada masalah yang lebih penting daripada shalat, maka hal-hal selain shalat lebih layak untuk tidak memberikan pukulan kepada anak di bawah usia 10 tahun.

Maka tidak layak menghukum anak TK dengan hukuman berupa pukulan, walaupun itu pukulan sayang. Jangan sampai kita melayangkan pukulan kepada anak sebelum berusia 10 tahun.

Masih banyak alternatif-alternatif sanksi dan hukuman lain selain pukulan. Kalaupun kita harus menjatuhkan hukuman kepada anak dibawah 10 tahun, maka hukuman-hukuman yang sifatnya mendidik, tidak menghinakan, tidak merendahkan. Jangan menjatuhkan hukuman kepada anak-anak yang membuat dia terhina. Saya juga tidak setuju di sekolah anak dihukum membersihkan WC. Coba carilah bentuk-bentuk hukuman lain.

Ini kita berbicara anak dibawah 10 tahun yang memang kebanyakan dari mereka belum bisa mencerna apa arti hukuman.

Tapi juga bukan berarti anak berusia 10 tahun ke atas harus langsung dijatuhi hukuman. Karena ternyata Nabi tidak pernah menggunakan opsi memukul anak, walaupun terhadap anak-anak berusia 10 tahun keatas. Nabi banyak bersabar dan memberikan toleransi selama masih dalam batasnya.

Bagaimanan penjelasan lengkapnya? Mari download dan simak kajian yang penuh manfaat ini.

Download mp3 Kajian

Lihat juga: Cara Mendidik Anak dan Pentingnya Mencetak Generasi Rabbani


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/50514-prinsip-dan-kaedah-memukul-anak/